Bersama Kita Bisa....Catatan Menuju Visit Purworejo 2020

Halo masyarakat Purworejo...

Tahun 2020 sudah didepan mata. Mungkin sebagian heran ada apa tiga tahun lagi? apa yang akan terjadi? Jelasnya tiga tahun lagi akan ada perubahan signifikan yang akan dialami Kabupaten Purworejo. Jika selama ini Purworejo dikenal sebagai kota pensiunan sehingga susah berkembang, bukan mustahil peruntungan kurang baik itu akan berbalik.

Maksud di sini adalah saya meyakini akan ada banyak kemudahan untuk mengangkat potensi Purworejo menjadi menasional, bahkan sangat mungkin mendunia. Mari kita lihat satu persatu. Pertama dari segi letak, Purworejo dekat dengan Yogyakarta, kota yang demikian maju terutama sektor bisnis pariwisata. Kemudian berbatasan langsung dengan Magelang yang memiliki Candi Borobudur sebagai daya tarik utama.

Antara Yogyakarta-Purworejo-Magelang sudah terhubung dengan jalan nasional dan provinsi yang bagus. Belum lagi rencana Kabupaten Kulonprogo yang gencar mengupayakan program Bedah Menoreh. Pemkab Kulonprogo berencana membangun akses jalan sepanjang Perbukitan Menoreh yang menghubungkan wilayah itu dengan Borobudur. Bedah Menoreh tidak bisa lepas dari Purworejo karena sebagian Menoreh adalah Purworejo.

Kedua adalah rencana pembangunan bandara internasional di Temon Kulonprogo sebagai pengganti Adi Sucipto Yogyakarta. Pembangunan bandara di batas barat wilayah Kulonprogo itu memberi keuntungan lain untuk Purworejo, yakni letaknya semakin dekat dan wilayah ini pasti akan merasakan peningkatan arus massa.

Bukan tidak mungkin ada sebagian arus penumpang khususnya wisatawan yang ingin menuju Borobudur tidak lagi lewat Yogyakarta, namun beralih melalui Purworejo. Apabila demikian yang terjadi maka bisa dipastikan Purworejo bertambah ramai.

Ini adalah peluang kawan! ini kesempatan kita untuk maju membangun Purworejo. Adanya arus massa ini tentu menjadi peluang bagi kita untuk menawarkan potensi apapun yang ada di Purworejo. Wisatawan misalnya.

Sektor pariwisata dipercaya akan semakin bergeliat pasca beroperasinya bandara internasional di Kulonprogo. Ada banyak potensi wisata yang layak ditawarkan kepada khalayak. Purworejo memiliki Perbukitan Menoreh, 30 ribu hektare sawah, 24 km pantai, hutan mangrove, sentra industri kecil hingga Sungai Bogowonto. Setidaknya 14 desa di sejumlah kecamatan merintis jadi desa wisata dengan berbagai potensi andalan.

Namun perlu diingat, melihat potensi wisata di Purworejo saat ini, sepertinya belum ada yang menjadi destinasi wisata massal kecuali Gua Seplawan, Pantai Jatimalang dan Kolam Renang Artha Tirta. Kunjungan di tiga objek wisata itu pun masih didominasi wisatawan lokal.

Nah, sebagian besar potensi wisata Purworejo justru adalah untuk menarik wisatawan yang memiliki minat khusus. Ada banyak sungai yang bisa dijelajahi lewat paket canyoning, tubing dan rafting. Ada hamparan hutan yang memungkinkan untuk camping dan outbond. Juga industri kecil atau sentra budidaya flora dan fauna yang layak untuk destinasi wisata edukasi.

Untuk mengembangkan destinasi itu butuh kesabaran dan keseriusan dari seluruh stake holder yang peduli dengan pariwisata. Terpenting harus diingat, biarlah potensi di daerah lain berkembang terlebih dahulu dan tidak perlu takut ketinggalan. Mengapa? karena potensi Purworejo itu beda. Misal Kulonprogo ada Kalibiru, Purworejo pun memiliki dalam versi yang berbeda. Magelang ada Sungai Elo dan Progo, Purworejo pun punya Bogowonto.

Potensi wisata selalu ada dan tidak akan pernah hilang kecuali kita rusak atau dirusak kekuatan alam. Sekali lagi, peluang meningkatkan kesejahteraan lewat pariwisata masih terbuka lebar. Tinggal kita mau mengambil peluang itu, atau membiarkannya berlalu


Comments

Popular Posts