Kampung Ternak Anjani




Ketika hendak menjelajah Purworejo, sebaiknya kita bertanya dahulu kepada diri sendiri, "Apa yang ingin kita dapat sepulang menjejakan kaki di sana?". Sebab, Purworejo memiliki berbagai potensi keindahan yang berbeda antara satu objek dengan tempat tujuan wisata lainnya. Satu persatu, sejumlah objek andalan Purworejo akan dikupas di sini.
Sejuknya hawa Perbukitan Menoreh memang cocok untuk budidaya Kambing Peranakan Etawa (PE) Rumpun Kaligesing. Jadi tidak heran, kalau di Kecamatan Kaligesing, 15 kilometer timur pusat Kota Purworejo, banyak ditemui peternak hewan itu. Purworejo, khususnya Kaligesing sudah dikenal sebagai kawasan budidaya Kambing PE sejak berpuluh tahun lalu. Bahkan, diklaim, budidaya Kambing PE pertama kali di Indonesia adalah di Kaligesing. Belasan tahun sebelum Indonesia merdeka, seorang India membawa beberapa indukan Kambing Etawa, dan dikawinkan dengan ternak lokal, sehingga muncul keturunan baru bernama Kambing PE. Perkembangan Kambing PE cukup pesat. Bahkan, di Purworejo sendiri terdapat sedikitnya 62.000 ekor kambing itu.


Kaligesing juga memiliki satu pasar ternak khusus kambing yang sudah terkenal hingga mancanegara, bernama Pasar Pendem. Pasar Pendem terletak di Desa Pandanrejo, sekitar 750 mpdl. Hanya setiap hari Sabtu, pasar itu ramai didatangi penjual dan pembeli Kambing PE atau lokal dari berbagai daerah di Indonesia. Selain jual beli kambing, juga berdiri salon kambing Sari Etawa, milik Y Sumarno. Keberadaannya menjadi potensi tersendiri, sebab selain melihat kambing berharga puluhan juta rupiah, kita juga bisa menikmati aksi Pak Sumarno mencukur dan memoles Kambing PE.
Selain Pasar Pendem, ada beberapa site peternakan yang layak untuk dikunjungi. Seperti peternakan milik M Sutono di Dusun Somoroto Desa Tlogoguwo. Pemilik puluhan Kambing PE yang beberapa diantaranya kelas super itu, menawarkan potensi lain yang masih bisa digali dari Kambing PE Rumpun Kaligesing. Sebagaimana diketahui, Kambing PE merupakan jenis ternak perahan. Setiap indukan betina yang sedang masa menyusui, bisa menghasilkan sekitar dua liter susu segar setiap hari. Harganya pun lebih mahal dari susu sapi. Setiap liter susu kambing dijual peternak seharga Rp 20.000. Susu Kambing PE dikenal berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit pernafasan. Tingginya harga itu dilirik beberapa peternak, antara lain Sutono. Ia memerah susu kambing dan menjualnya kepada konsumen. Bahkan, ia membuat terobosan dengan mengolah susu kambing menjadi susu bubuk, karamel, dan permen.Selain itu, Sutono juga rela berbagi ilmu budidaya kambing dengan setiap pengunjung yang datang.
Selain budidaya Kambing PE, ada banyak potensi alam dan budaya lain yang bisa disajikan di Kampung Ternak Anjani. Antaralain, adanya Pesta Pathok yang digelar untuk memamerkan kambing hasil peliharaan. Selain itu, terdapat pula Gua Anjani yang terletak hanya 50 meter di perbukitan kapur di belakang kandang kambing milik Pak Sutono. Juga bisa menyaksikan atraksi pembuatan wayang kulit langsung pada perajinnya, Pak Sumardi, di Dusun Pagertengah Tlogoguwo.

Kampung Ternak Anjani menyajikan sejumlah kegiatan wisata berkaitan dengan budidaya Kambing PE Rumpun Kaligesing, seperti jalan-jalan di Pasar Pendem, salon kambing, memerah susu kambing, memandikan ternak, teknik budidaya kambing, membuat karamel dan susu bubuk serta jalan menyusuri kandang.

Comments

Popular Posts